Kualitas tanah yang baik tentu akan sangat menentukan pertumbuhan tanaman dan juga keberhasilan saat panen.
Adapun salah satu faktor utama pada tanah yang cukup berpengaruh dalam pertanian yaitu mengenai tingkat keasaman tanah atau biasa juga disebut dengan pH tanah.
pH tanah umumnya bisa diukur dalam skala 0 hingga 14, di mana pH netral berada di angka 7.
Jika pH tanah diatas 7, maka tanah akan bersifat basa atau alkalis. Sementara jika pH tanah berada di bawah angka tersebut, maka tanah akan bersifat asam.
Kondisi tanah yang bersifat asam tentu dapat menyebabkan berbagai permasalahan, seperti terganggunya penyerapan unsur hara oleh tanaman, pertumbuhan mikroorganisme bermanfaat yang terhambat, serta peningkatan risiko racun dalam tanah.
Penyebab pH Tanah Menjadi Rendah
Banyak faktor yang dapat menyebabkan turunnya pH tanah. Namun yang jelas, jika hal tersebut terus dibiarkan, maka kondisi ini bisa merusak ekosistem tanah dan mengurangi hasil panen.
Oleh karena itu, kita sebagai petani sebaiknya mempelajari dan memahami tentang apa saja penyebab yang bisa membuat tanah berubah menjadi lebih asam.
Hal ini tentu saja agar petani dapat lebih mudah dalam mengambil langkah yang tepat saat mengatasi permasalahan ini.
1. Curah Hujan yang Tinggi
Hujan deras yang terjadi terlalu sering atau dalam jumlah besar dapat mencuci unsur hara penting seperti kalsium, magnesium, dan kalium dari dalam tanah.
Proses ini biasa disebut sebagai leaching, yang menyebabkan tanah akan kehilangan mineral alkali sehingga tingkat keasamannya menjadi meningkat.
2. Penggunaan Pupuk yang Tidak Seimbang
Penggunaan pupuk berbasis nitrogen, seperti urea, ammonium sulfat, dan juga ZA (Zwavelzure Ammoniak), dalam jumlah berlebihan serta dilakukan secara terus-menerus bisa menyebabkan tanah berubah menjadi asam.
Hal ini dapat terjadi karena saat pupuk ini diurai oleh mikroorganisme tanah, biasanya mereka akan menghasilkan asam nitrat yang bisa menurunkan pH tanah.
3. Degradasi Bahan Organik Tanah
Bahan organik dalam tanah akan mengalami proses dekomposisi oleh mikroorganisme, yang pada akhirnya menghasilkan asam organik.
Jika bahan-bahan organik ini terlalu banyak dan tidak diimbangi dengan adanya mineral alkali, maka pH tanah akan cenderung turun seiring berjalannya waktu.
4. Akumulasi Aluminium dan Besi dalam Tanah
Dalam tanah yang bersifat masam, unsur seperti aluminium dan juga besi akan lebih mudah larut.
Kedua unsur ini bersifat toksik bagi tanaman dan dapat menurunkan nilai pH tanah lebih jauh.
Akumulasi semacam ini sering terjadi di daerah yang memiliki tanah bertekstur lempung atau tanah jenis podsolik merah kuning (PMK).
5. Polusi dan Hujan Asam
Aktivitas yang sangat berat di sektor industri, maupun adanya pembakaran bahan bakar fosil, hal tersebut bisa menghasilkan gas sulfur dioksida (SO₂) dan nitrogen oksida (NOₓ).
Jenis kedua gas seperti itu ketika bereaksi dengan air hujan, umumnya akan membentuk hujan asam. Hujan ini kemudian akan turun ke tanah dan meningkatkan keasaman tanah secara perlahan.
6. Proses Biologis oleh Mikroorganisme
Mikroorganisme dalam tanah berperan dalam siklus nitrogen. Beberapa bakteri, seperti bakteri nitrifikasi, dapat mengubah amonia menjadi nitrat dan menghasilkan asam sebagai produk sampingan.
Jika jumlah mikroorganisme ini terlalu banyak atau aktivitasnya meningkat secara berlebihan, maka hal ini dapat menyebabkan tingkat keasaman tanah yang juga akan naik.
7. Pengolahan Tanah yang Berlebihan
Membajak tanah secara berulang kali juga bisa menyebabkan lapisan tanah yang mengandung mineral alkali menjadi terkikis.
Tanpa adanya keseimbangan mineral yang terkandung dalam tanah, maka bisa membuat tanah menjadi lebih rentan terhadap keasaman.
Dampak pH Tanah yang Rendah
Ketika pH tanah menjadi terlalu rendah, maka dampaknya tentu bisa sangat merugikan bagi sektor pertanian maupun perkebunan. Adapun beberapa dampak yang bisa dirasakan, misalnya saja seperti:
- Penyerapan Unsur Hara Menurun. Tanaman seringkali akan sulit menyerap nutrisi yang dibutuhkan seperti fosfor, kalium, dan magnesium.
- Gangguan Pertumbuhan Tanaman. Tanaman akan sulit berkembang dan bahkan bisa menjadi kerdil, serta daunnya menguning akibat defisiensi unsur hara.
- Meningkatnya Toksisitas. Kandungan aluminium dan besi yang tinggi bisa meracuni tanaman.
- Aktivitas Mikroorganisme Mengganggu. Mikroorganisme yang bermanfaat, seperti bakteri pengikat nitrogen akan sulit bertahan dalam kondisi tanah yang terlalu asam
Cara Mengatasi pH Tanah yang Rendah
Jika tanah sudah mulai menunjukkan tanda-tanda keasaman, ada beberapa cara yang bisa petani lakukan untuk menetralkannya agar kembali normal.
- Pengapuran. Menggunakan kapur pertanian seperti dolomit atau kalsit bisa membantu menaikkan pH tanah.
- Penggunaan Pupuk Organik. Kompos dan pupuk kandang dapat meningkatkan kapasitas penyangga tanah dan mengurangi tingkat keasaman.
- Rotasi Tanaman. Menanam tanaman tertentu yang toleran terhadap tanah asam bisa membantu memperbaiki struktur tanah.
- Mengurangi Penggunaan Pupuk Nitrogen Sintetis. Kandungan pupuk sintetis umumnya bisa berdampak buruk dalam jangka panjang. Maka dengan beralih ke jenis pupuk yang lebih ramah lingkungan, seperti pupuk organik atau pupuk hayati tentu sangat dianjurkan.
- Mengontrol Drainase. Sistem pengelolaan drainase dan pengairan yang baik bisa membantu dalam mencegah pencucian atau hilangnya unsur hara tanah.
Kesimpulan
Menjaga pH tanah agar tetap seimbang tentu merupakan salah satu kunci utama dalam mempertahankan kesuburan tanah dan keberhasilan pertanian.
Faktor-faktor yang bisa menyebabkan tanah menjadi lebih asam terutama yang berasal dari kelalaian manusia, seperti penggunaan pupuk berlebih, dan polusi lingkungan tentu seharusnya bisa lebih diminimalisir.
Jika tanah sudah kadung menjadi asam, maka kita perlu melakukan berbagai langkah perbaikan seperti pengapuran, penggunaan pupuk organik, serta menerapkan teknik budidaya yang tepat agar tanah tetap bisa subur dan produktif.
Semoga dengan petani memahami penyebab dari kondisi pH tanah yang rendah, mereka bisa menjaga kesehatan tanah dan meningkatkan hasil panen dengan lebih optimal.
Tags
Pertanian