Urban farming atau pertanian perkotaan, menjadi salah satu solusi menarik untuk bercocok tanam di tengah keterbatasan ruang yang ada.
Tapi, apa sebenarnya urban farming itu? Secara sederhana, urban farming adalah kegiatan bercocok tanam atau beternak yang bisa dilakukan di area perkotaan.
Konsep ini tidak hanya membantu kita untuk mendapatkan hasil panen segar, tetapi juga memberikan banyak manfaat lain, seperti mengurangi jejak karbon, menghemat pengeluaran, hingga menjadi aktivitas yang menenangkan di tengah hiruk-pikuk kota.
Banyak orang berpikir bahwa bertani membutuhkan lahan luas, tetapi urban farming membuktikan sebaliknya.
Justru dengan memanfaatkan teknologi dan kreativitas, seperti menggunakan pot, rak vertikal, maupun sistem hidroponik, siapa pun bisa mencoba bertani di rumah, baik di halaman kecil, balkon, maupun atap rumah.
Manfaat Urban Farming untuk Kehidupan Perkotaan
Pada dasarnya konsep urban farming tidak hanya memberikan hasil panen segar untuk kebutuhan sehari-hari, tetapi juga bisa memberikan banyak manfaat.
Sebelum kita membahas mengenai tanaman apa saja yang cocok dalam urban farming, nah maka ada baiknya kita mengetahui terlebih dahulu beberapa manfaat yang bisa didapatkan dari jenis budidaya tanaman satu ini.
1. Meningkatkan Ketahanan Pangan. Dengan menanam sendiri, kita bisa dengan mudah untuk memenuhi kebutuhan pangan sehari-hari, tanpa perlu lagi bergantung sepenuhnya pada pasar.
2. Hemat Biaya. Sayuran dan buah yang kita tanam sendiri tentu lebih murah dibandingkan pada saat kita membeli di pasar maupun di supermarket.
3. Lingkungan Lebih Hijau. Urban farming membantu menciptakan lingkungan yang lebih asri dan tentu saja bisa mengurangi polusi udara di sekitar kita.
4. Kesehatan Mental. Bercocok tanam dapat menjadi terapi yang efektif untuk mengurangi stres dan meningkatkan kebahagiaan. Selain juga bisa dijadikan sebagai hobi baru yang mungkin saja bisa menghasilkan.
Tanaman yang Cocok untuk Urban Farming
Setelah kita memahami manfaat yang bisa didapatkan, maka langkah berikutnya yaitu kita bisa mulai memilih tanaman yang tepat untuk kegiatan urban farming.
Adapun berikut ini ada beberapa jenis tanaman yang cocok untuk urban farming, terutama yang mudah ditanam sehingga cocok bagi kita para pemula yang baru memulai.
1. Sayuran Daun Hijau
Sayuran seperti bayam, kangkung, selada, dan sawi pada dasarnya merupakan pilihan yang sangat populer.
Tanaman ini selain mudah tumbuh, juga relatif tidak memerlukan ruang yang besar. Kita pun bisa menanamnya di pot, polybag, atau sistem hidroponik sederhana.
Selain itu, jenis tanaman hijau juga cenderung lebih cepat tumbuh besar, sehingga kita tidak perlu lama-lama untuk memanennya.
Meski begitu, kitapun tetap harus merawatnya dengan selalu memastikan tanaman mendapatkan cukup sinar matahari dan air.
2. Buah-buahan Mini
Beberapa jenis buah seperti tomat ceri, stroberi, atau cabai rawit tergolong sangat ideal untuk ditanam di ruang terbatas.
Tanaman jenis ini dapat tumbuh di pot gantung termasuk juga rak vertikal, sehingga tidak memakan banyak tempat.
a) Tomat
Tomat adalah salah satu tanaman favorit dalam urban farming. Adapun beberapa kelebihannya yaitu seperti dapat ditanam di pot atau wadah kecil, namun hasilnya cukup melimpah.
Untuk menanam tomat, kita bisa menggunakan tiang penyangga untuk membantu pertumbuhan batang, agar hasilnya bisa lebih lebat dan bagus.
b) Cabai
Cabai cocok untuk kita yang ingin menanam tanaman bumbu dapur. Kelebihan dari cabai yaitu lebih tahan terhadap cuaca panas dan sangat mudah untuk dirawat.
Adapun tips dalam menanam cabai, kita bisa memilih varietas cabai rawit atau cabai merah yang cocok dengan iklim di Indonesia, terutama jika kita ingin membudidayakan menggunakan konsep urban farming.
c) Stroberi
Jika ingin mencoba buah-buahan, maka stroberi bisa menjadi pilihan menarik. Adapun kelebihan menanam stroberi, kita bisa melakukannya di pot gantung atau vertikal, sehingga lebih menghemat ruang.
3. Tanaman Herbal
Tanaman herbal seperti kemangi, mint, peterseli, dan rosemary cocok untuk urban farming.
Selain mudah dirawat, tanaman tersebut juga berguna untuk keperluan memasak.
Selain itu, beberapa jenis rempah-rempah lainnya seperti jahe, kunyit, dan lengkuas juga bisa menjadi alternatif. Selain mudah, tanaman rempah juga tentu sangat bermanfaat karena dibutuhkan saat kita ingin mengolah makanan di rumah.
Nah agar lebih praktis, kita juga bisa meletakkan tanaman di dekat dapur untuk mempermudah penggunaannya saat ingin diambil untuk keperluan memasak.
4. Tanaman Hias
Urban farming tidak selalu tentang tanaman konsumsi saja seperti yang sudah dijelaskan pada poin sebelumnya.
Menanam tanaman hias seperti sukulen, kaktus, atau monstera juga bisa menjadi salah satu opsi yang menarik dari urban farming.
Selain bisa mempercantik halaman rumah, tanaman seperti ini juga cenderung dapat membantu dalam menyegarkan udara di sekitar kita.
5. Microgreens
Microgreens pada dasarnya adalah tanaman kecil yang biasanya dipanen dalam waktu 1-3 minggu setelah proses tanam selesai.
Adapun beberapa contoh dari microgreens yaitu seperti kecambah kacang hijau atau biji bunga matahari.
Selain kaya akan nutrisi, tanaman dari jenis microgreens juga tergolong tidak membutuhkan banyak ruang.
6. Tanaman Hidroponik
Bagi yang ingin mencoba metode modern, maka hidroponik mungkin bisa menjadi salah satu opsi menarik dalam menjalankan budidaya urban farming.
Penggunaan sistem hidroponik dapat memberikan beberapa kelebihan seperti tidak memerlukan tanah, lebih hemat air, dan hasil panennya juga lebih cepat.
Selain itu, banyak juga tanaman yang cocok untuk dibudidayakan dengan sistem hidroponik, contohnya saja seperti selada air, bayam, kangkung, dll.
Tips Sukses Memulai Urban Farming
Nah agar pembudidayaan dengan cara urban farming ini dapat berjalan dengan lancar dan sukses, maka ada beberapa tips yang bisa kita coba untuk membuat hasil panen tanaman bisa lebih maksimal.
1. Pilih Lokasi yang Tepat. Pastikan lokasi mendapatkan cukup sinar matahari, minimal 4-6 jam per hari. Lalu bagian rumah seperti balkon, jendela, atau halaman kecil bisa menjadi pilihan ideal.
2. Gunakan Media Tanam yang Sesuai. Media tanam seperti tanah, cocopeat, atau campuran sekam dan pupuk organik merupakan pilihan yang baik. Kita juga bisa mencoba memakai metode hidroponik jika ingin hasil yang lebih praktis dan cepat.
3. Pilih Tanaman Sesuai Kondisi Lingkungan. Sebelum memulai, maka ada baiknya kita memperhatikan suhu, kelembapan, dan intensitas cahaya di lokasi kita agar tidak salah pilih tanaman. Misalnya saja, jenis tanaman seperti bayam lebih cocok di tempat yang teduh, sedangkan cabai memerlukan lebih banyak sinar matahari.
4. Pilih Tanaman yang Mudah Dirawat. Untuk pemula, maka kita bisa memilih jenis tanaman yang tidak memerlukan perawatan rumit.
5. Manfaatkan Barang Bekas. Gunakan dan manfaatkan barang-barang yang sudah tidak terpakai seperti botol plastik, kaleng, atau wadah bekas lainnya sebagai media tanam, agar lebih hemat sekaligus ramah lingkungan.
6. Jaga Keseimbangan Air. Hindari penyiraman berlebihan yang bisa membuat tanaman menjadi busuk.
7. Gunakan Pupuk Organik. Pupuk organik lebih ramah lingkungan dan baik untuk kesehatan tanaman. Termasuk kita sebagai manusia yang mengkonsumsi jenis tanaman yang dibudidayakan.
Penutup
Urban farming bisa dibilang memang merupakan salah satu solusi cerdas bagi kita yang ingin bercocok tanam di tengah keterbatasan lahan.
Urban farming bukan hanya sekadar tren, tetapi juga solusi nyata untuk menciptakan gaya hidup yang lebih sehat, hemat, dan ramah lingkungan.
Dengan memanfaatkan lahan terbatas, maka kita bisa menghasilkan sayuran, buah-buahan, bumbu dapur segar sendiri di rumah.
Tidak perlu lahan luas atau peralatan mahal, yang terpenting sebenarnya hanyalah niat dan komitmen untuk memulai.
Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, mulai urban farming di rumah dan rasakan manfaatnya sekarang juga.
Tags
Teknologi Pertanian