Di sinilah sistem pertanian modern seperti aquaponik maupun hidroponik muncul sebagai jawaban. Keduanya dianggap sebagai metode bertani masa depan yang cocok diterapkan terutama di wilayah perkotaan.
Nah dari kedua metode budidaya ini, tahukah kita bahwa aquaponik ternyata memiliki sejumlah kelebihan dibanding dengan sistem hidroponik?
Aquaponik tentu bukan hanya sekadar tren saja, melainkan juga sebagai revolusi dalam dunia pertanian.
Sistem ini menggabungkan antara budidaya ikan (akuakultur) dengan menanam tanaman tanpa tanah (hidroponik) dalam satu ekosistem yang saling menguntungkan.
Sementara hidroponik sendiri sudah lebih dulu populer, dimana aquaponik menawarkan konsep yang lebih holistik dan berkelanjutan.
Hidroponik mengandalkan larutan nutrisi kimia untuk menumbuhkan tanaman, sedangkan aquaponik memanfaatkan kotoran ikan sebagai pupuk alami.
Perbedaan inilah yang kemudian membawa konsekuensi pada efisiensi, biaya, dan juga dampak lingkungan.
Apa Itu Aquaponik?
Seperti yang sudah disebutkan diawal bahwa aquaponik pada dasarnya merupakan sistem pertanian terintegrasi yang menggabungkan akuakultur dengan hidroponik.
Dalam sistem ini, ikan dan tanaman bisa hidup dalam simbiosis mutualisme. Kotoran ikan yang mengandung amonia diolah oleh bakteri menjadi nitrat, yang kemudian diserap tanaman sebagai nutrisi.
Lalu air yang telah disaring oleh tanaman menjadi bersih dan akan dikembalikan ke dalam kolam ikan, menciptakan siklus berkelanjutan.
Sistem ini tentunya tidak memerlukan tanah, pestisida, atau pupuk kimia. Selain menghasilkan sayuran atau buah, kita juga bisa sekaligus memanen ikan seperti lele, nila, atau patin.
Keunikan aquaponik terletak pada kemampuannya meniru ekosistem alami, sehingga lebih ramah lingkungan, dibanding hidroponik.
Perbedaan Aquaponik dan Hidroponik
Meski sama-sama tidak menggunakan tanah, sistem aquaponik dan hidroponik tentu punya perbedaan mendasar. Adapun perbedaan diantara keduanya bisa kita simak pada penjelasan berikut.
1. Sumber Nutrisi. Hidroponik secara umum akan bergantung pada larutan nutrisi buatan, sedangkan aquaponik hanya menggunakan kotoran ikan yang diubah secara alami.
2. Perawatan Air. Pada hidroponik, air harus diganti secara berkala karena akumulasi garam mineral. Sementara aquaponik tidak perlu mengganti air, meski tetap harus menambah volume air yang mungkin menguap.
3. Kompleksitas Sistem. Aquaponik lebih rumit karena melibatkan tiga komponen sekaligus (ikan, bakteri, tanaman), sedangkan hidroponik hanya fokus pada tanaman saja.
Kelebihan Aquaponik Dibanding Hidroponik
Aquaponik menawarkan sejumlah keunggulan yang membuatnya layak untuk dipertimbangkan, terutama bagi kita yang memang ingin bertani secara lebih berkelanjutan.
1. Ramah Lingkungan dan Zero Waste
Aquaponik secara umum minim limbah karena semua unsur akan dimanfaatkan. Kotoran ikan yang biasanya mencemari air justru bisa dijadikan sebagai pupuk alami.
Selain itu, sistem ini juga tergolong bisa menghemat air bahkan hingga 90% dibanding pertanian konvensional, karena air terus didaur ulang.
2. Tanpa Pupuk Kimia
Metode hidroponik biasanya akan memerlukan jenis nutrisi AB Mix yang mengandung bahan kimia sintetis.
Sementara di aquaponik semua nutrisi berasal dari proses alami, sehingga hasil panen cenderung lebih organik dan aman untuk dikonsumsi.
3. Hasil Ganda
Kita tidak hanya memanen sayuran seperti selada, kangkung, atau tomat saja, tetapi juga bisa mendapatkan protein dari ikan secara bersamaan.
Hal ini tentu menjadikan sistem budidaya tanaman aquaponik menjadi salah satu solusi ketahanan pangan yang tergolong sangat efisien.
4. Biaya Operasional Lebih Rendah
Meski biaya awal instalasi aquaponik bisa dibilang lebih tinggi, namun dalam jangka panjang kita bisa menghemat pengeluaran untuk pupuk dan juga air.
Nutrisi alami dari ikan bisa mengurangi ketergantungan pada bahan kimia tertentu, yang terkadang tidak ramah lingkungan.
5. Minim Resiko Hama
Tanaman aquaponik cenderung lebih sehat karena tidak menggunakan tanah, yang sering menjadi sarang hama dan juga penyakit. Sistem tertutup juga bisa mengurangi serangan dari adanya serangga.
6. Maintenance Lebih Mudah
Setelah sistem berjalan stabil, aquaponik hanya membutuhkan pemantauan pH air dan pemberian pakan ikan.
Hal ini sedikit berbeda dengan metode hidroponik yang harus selalu rutin mengecek kadar nutrisi dan mengganti larutan.
Kesimpulan
Meski sangat menguntungkan dan lebih ramah lingkungan, namun sistem aquaponik tentu bukan tanpa tantangan sama sekali.
Sistem ini memerlukan pemahaman tentang keseimbangan ekosistem dan kesabaran saat fase awal setup.
Namun keunggulannya dalam hal keberlanjutan, efisiensi sumber daya, dan hasil panen ganda membuatnya layak menjadi pilihan yang sangat direkomendasikan, terutama jika berorientasi pada keberlanjutan.
Bagi kita yang ingin berkontribusi pada gerakan pertanian ramah lingkungan atau sekadar hanya ingin menanam sayuran di lahan terbatas, maka aquaponik adalah jawabannya.
Tidak hanya mengurangi jejak karbon, sistem ini juga membuka peluang bisnis dengan produk organik yang semakin diminati pasar. Jadi tertarik untuk mencoba?
Tags
Teknologi Pertanian